Legislator Harapkan Bendungan Sadawarna Terpelihara dengan Baik
![](http://berkas.dpr.go.id/pemberitaan/images_pemberitaan/images/November%202021/WhatsApp%20Image%202021-11-06%20at%2014.41.02(1).jpeg)
Anggota Komisi V DPR RI Sri Rahayu mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dengan Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Airlangga Mardjono, dan Kepala BBWS Citarum Bastari di Bendungan Sadawarna, Subang, Jawa Barat, Kamis (4/10/2021). Foto: Runi/Man
Anggota Komisi V DPR RI Sri Rahayu berharap dengan dibangunnya Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang akan rampung pada Juli tahun 2022, dapat terpelihara dengan baik, sehingga penggunaan bendungan tersebut bisa mencapai batas waktunya, yakni selama 50 tahun. Untuk itu ia berharap kepada pihak-pihak terkait, termasuk masyarakat untuk memelihara dengan baik bendungan berkapasitas 44,61 juta m3 tersebut, sehingga seluruh pihak dapat merasakan manfaat sampai batas waktu pemanfaatannya.
“Saya berharap (nantinya) Bendungan Sadawarna bisa dipelihara dengan baik dan perlu perhatian. Seperti sedimentasi, karena rata-rata dari bendungan, waduk dan juga embung-embung, persoalan yang dihadapi adalah sedimentasi yang kurang diperhatikan, sehingga kedepannya ini perlu jadi perhatian khusus,” kata Sri usai mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dengan Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Airlangga Mardjono, dan Kepala BBWS Citarum Bastari di Bendungan Sadawarna, Subang, Jawa Barat, Kamis (4/10/2021).
Anggota Fraksi PDI-Perjuangan DPR RI itu menilai pembangunan Bendungan Sadawarna bisa memberikan keuntungan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat yang terkena imbas pembebasan lahan, namun masyarakat sekitar untuk kepentingan ke depan. Masyarakat diharapkan bisa merasakan manfaat dari aliran untuk pertanian di masa yang akan datang.
”Saya berpesan pembangunan bendungan atau waduk dimana pun, harus melibatkan tenaga kerja masyarakat yang berada di sekitar, sehingga mereka memperoleh manfaat, walaupun tanah mereka terkena (pembebasan lahan). Paling tidak ada perhatian, (masyarakat setempat) bisa dijadikan tenaga kerja yang terlibat dalam pembangunan tersebut, sehingga mereka merasa memiliki bahwa bendungan milik kita bersama serta pemiliharaanya itu yang paling penting,” pesan Sri. (rni/sf)